Pertanyaan Jawaban Bagi orang yang beriman-percaya kepada Yesus Kristus, pertanyaan mengenai apakah pendidikan Kristen kepada anak-anak itu penting atau tidak, sudah pasti jawabannya “Ya!” Lalu, mengapa menanyakan soal ini? Karena pertanyaan tersebut datang dari berbagai perspektif di dalam iman Kristen. Mungkin pertanyaan yang sebenarnya adalah “Siapa yang seharusnya bertanggung jawab mengajarkan kebenaran Kristen kepada anak saya?” atau “Haruskah pendidikan anak saya dilakukan di sekolah negeri, swasta, atau di rumah?” Banyak sekali pendapat mengenai topik ini. Beberapa bahkan menjadi perdebatan emosional dan tanpa batas. Karena kita mencari tahu perspektif yang alkitabiah, ayat-ayat di Perjanjian Lama mengenai pendidikan pada anak-anak bisa ditemukan di kitab Ulangan 65-8 “Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu.” Budaya orang Ibrani mengharuskan para ayah dengan tekun mengajari anak-anaknya Firman Tuhan demi pertumbuhan rohani mereka. Pesan dalam ayat ini diulang kembali di Perjanjian Baru, dimana Paulus menyerukan para orangtua mendidik anak-anak mereka dalam “ajaran dan nasihat Tuhan” Efesus 64. Kitab Amsal 226 juga menyuruh para orangtua untuk “didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” Mendidik bukan hanya melalui pendidikan formal, tapi juga melalui pendidikan di rumah oleh para orangtua. Itulah pendidikan dini bagi si anak. Pengajaran ini dirancang untuk menanamkan dasar yang kokoh bagi hidup si anak. Mengenai pendidikan formal, ada kesalahpahaman yang harus diluruskan. Pertama, Allah tidak menyatakan bahwa hanya para orangtua yang boleh mendidik anak. Kedua, Allah tidak menyatakan bahwa pendidikan di sekolah umum itu buruk, sehingga kita hanya boleh mendidik anak di sekolah Kristen atau di rumah. Prinsip-prinsip di Alkitab yang seharusnya menjadi pedoman utama kita. Allah tidak pernah memerintahkan para orangtua untuk menghindari pendidikan di luar rumah. Jadi, ketika kita menyatakan metode yang alkitabiah untuk pendidikan formal hanya berupa pendidikan di rumah atau di sekolah Kristen, itu berarti kita sedang mencoba menambahi pendapat kita atas kebenaran Firman Tuhan. Jangan sampai kita menggunakan Alkitab untuk membenarkan pendapat kita. Sebaliknya, kita justru harus menyatakan pendapat hanya berdasarkan kebenaran Alkitab saja. Sebaiknya, kita juga tidak menyatakan kalau hanya guru-guru berijasah yang dapat mendidik anak kita. Sekali lagi, titik utama pembahasannya harus lebih mengenai tanggung jawab utama dari para orangtua. Prinsip yang diajarkan Alkitab bukanlah mengenai tipe pendidikan seperti apa yang seharusnya diberikan bagi anak-anak, tapi paradigma seperti apa supaya mereka bisa menyaring setiap informasi dengan baik. Contohnya, anak-anak yang home schooling bisa saja dididik secara “Kristen,” namun gagal menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, karena ia belum benar-benar mengenal Allah di Alkitab. Ia tidak sungguh-sungguh memahami prinsip-prinsip kebenaran di Alkitab. Sebaliknya, seorang anak yang bersekolah di sekolah umum bisa tumbuh dengan memahami kesalahan dari pandangan dunia karena menyaringnya melalui Firman Tuhan, yang dengan tekun diajarkan kepadanya di rumah. Informasi memang disaring melalui kebenaran Alkitab di kedua kelompok itu, namun pemahaman rohani yang sejati ada di kelompok kedua. Sama halnya dengan mereka yang bersekolah di sekolah Kristen, tetapi tidak pernah tumbuh memahami Allah secara mendalam dan memiliki hubungan yang pribadi dengan-Nya. Intinya, para orangtualah yang seharusnya bertanggung jawab dalam membentuk anak-anaknya melalui pendidikan rohani yang sejati. Di kitab Ibrani 1025, Allah memerintahkan orang Kristen, “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” Tubuh Kristus menjadi bagian tak terpisahkan dalam urusan pendidikan anak, karena bisa membantu para orangtua dalam mengasuh dan mendidik anaknya. Terkait dengan hal-hal di luar rumah – misalnya pendalaman Alkitab di gereja dan sekolah Minggu – menjadi hal yang baik dan penting. Jadi, tidak masalah tipe sekolah apa yang kita pilih, para orangtua yang seharusnya bertanggung jawab atas pendidikan rohani anak-anaknya . Guru di sekolah Kristen bisa saja salah, pendeta dan guru sekolah Minggu bisa saja salah, dan para orangtua juga bisa salah, terutama terkait pemahaman teologi . Pada saat kita mendidik hal-hal yang bersifat rohani pada anak-anak, mereka harus paham bahwa satu-satunya sumber kebenaran yang mutlak ialah Alkitab 2 Tim 316. Oleh karena itu, pengajaran paling penting yang dapat kita ajarkan pada anak-anak ialah teladan dari orang-orang Berea yang “menyelidiki Kitab Suci setiap hari untuk melihat apakah yang dikatakan Paulus benar” Kis 1711. Mereka juga harus terbiasa menguji segala yang diajarkan kepadanya – dari sumber manapun – apakah bertentangan dengan Firman Allah atau tidak 1 Tes 521. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Pentingkah memberi pendidikan Kristen pada anak-anak?
KementerianPendidikan dan Kebudayaan. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. -- Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013. iv, 124 hlm. : ilus. ; 29.7 cm. Untuk SMP Kelas VII ISBN -7 (jilid lengkap) ISBN 978-602-1530-47-4 (jilid 1) 1. Katolik - Studi dan Pengajaran I. Judul II.
Nasib Tua Lumban Gaol Manajemen Pendidikan Kristen, Istitut Agama Kristen Negeri IAKN, Tarutung Andrianus Nababan Manajemen Pendidikan Kristen, Istitut Agama Kristen Negeri IAKN, Tarutung Keywords Christian Leadership, Christian Religious Teacher Leadership, Education, Educational Leadership, Learning Procedure Abstract Christian religious teacher leadership contributes to improving the learning process quality in school and national educational activity contexts. Ironically, Christian religious teachers are still lacking knowledge in leadership, and not applying adequate leadership in the learning process. Thus, this paper was aimed to depict some characteristics of Christian religious instructor leadership that should be implemented. Based on the result of reviewing, these were plant some of Christian religious teacher leadership characteristics 1 serving students with the center; ii acting off-white according to the truth of God’s discussion; 3 having optimistic to brainwash; 4 able to manage time well; 5 loving students; 6 making decision objectively and firmly. In an try to develop the Christian religious instructor leadership, further research and studies are needed to conduct in order to build the Christian religious teacher leadership concept. Downloads Download information is not yet bachelor. References ______. 2010. Himpunan Peraturan Perundang-undangan Sisdiknas Sistem Pendidikan Nasional. Bandung Fokus Media. ______. 2012. Alkitab. Jakarta Lembaga Alkitab Republic of indonesia. Berg, J. H., & Zoellick, B. 2022. Instructor leadership toward a new conceptual framework. Periodical of Professional Capital and Community, 41, two-xiv. Harris, A. 2015. Teacher leadership. International Encyclopedia of the Social & Behavioral Sciences, 2nd edition, 24, 60-63. Hasanah, D. S., & Fattah, Due north. 2010. Pengaruh pendidikan Latihan Diklat Kepemimpinan Guru dan Iklim Kerja terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar se Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta. Jurnal Penelitian Pendidikan, xi2, 85-96. Hine, G. S. 2014. Student Leadership Development A Functional Framework. Journal of Catholic Instruction, xviii 1, 79-110. Hook, D. P. 2006. The impact of instructor leadership on school effectiveness in selected exemplary secondary schools Doctoral dissertation, Texas A&M University. Diakses dari Lowery-Moore, H., Latimer, R. M., & Villate, 5. M. 2016. The essence of teacher leadership A phenomenological inquiry of professional person growth. International Periodical of Instructor Leadership, vii1, 1-16. Lumban Gaol, Due north. T. 2017. Teori dan implementasi gaya kepemimpinan kepala sekolah. Kelola Jurnal Manajemen Pendidikan, 4ii, 213-219. Priansa, D. J. 2014 Kinerja Profesionalisme Guru. Bandung Alfa Beta. Rohani, A. 2004. Pengelolaan pengajaran. Jakarta PT Rineka Cipta. Sari, I. Due north. 2017. Kepemimpinan Moral-Spiritual Guru dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik.Studi Multikasus di Sekolah Dasar Plus Al Kautsar, Sekolah Dasar Negeri Kauman I, dan Sekolah Dasar Katolik Santa Maria II di kota Malang. Disertasi Program Pascasarjana UM. Diakses dari Soetopo, H. & Soemanto. W. 2008. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan. Jakarta PT Bina Aksara. Tomatala, Y. 2002. Kepemimpinan Kristen. Djakarta YT Leadership Foundation. Warren, L. Fifty. 2022. Behaviors of teacher leaders in the classroom. Psychology and Behavioral Sciences. 76, 104-108. Willy, J., S. 2009. Pb Past Eye Kepemimpinan Andal yang Menggunakan hati. Yogyakarta Andi. Winardi. 2000. Kepemimpinan dalam manajemen. Jakarta PT Rineka Cipta Wirawan, M. S. 50. 2013. Kepemimpinan. Djakarta PT Rajagrafindo Persada Wolterstorff, Northward. P. 2014. Mendidik untuk Kehidupan Refleksi mengenai pengajaran dan pembelajaran Kristen Terjemahan. Surabaya Momentum. PDF How to Cite Lumban Gaol, N. T., & Nababan, A. 2022. Kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Kristen. Kelola Jurnal Manajemen Pendidikan, six1, 89-96.Setelahmenyimak lagu tersebut, sampaikanlah pertanyaan untuk didiskusikan bersama mengenai isi lagu tersebut. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 29 Dalam hidup, banyak hal yang kita lakukan, dan banyak pengalaman yang kita peroleh tetapi bisa jadi jadi banyak peristiwa atau pengalaman itu berlalu begitu saja, dan seolah tanpa makna.
Oxford, Kekristenan memiliki lebih dari denominasi di seluruh dunia. Pengikut Yesus tersebar di seluruh dunia. Tetapi dari 2 miliar orang Kristen dipisahkan menjadi ribuan denominasi. Pantekosta, Presbiterian, Lutheran, Baptis, Apostolik, Metodis - dan daftarnya terus berlanjut. Live Science, 27/02. Perkiraan menunjukkan ada lebih dari 200 denominasi Kristen di Amerika dan secara global, menurut Pusat Studi Kekristenan Global. Jadi mengapa agama Kristen memiliki begitu banyak cabang? Pandangan sepintas menunjukkan bahwa perbedaan dalam kepercayaan, perebutan kekuasaan, dan korupsi semuanya memiliki peran. Tetapi pada tingkat tertentu, perbedaan dan keragaman telah menjadi penanda Kekristenan sejak awal, menurut Diarmaid MacCulloch, profesor emeritus sejarah gereja di Universitas Oxford di Inggris. "Tidak pernah ada Kekristenan yang bersatu," katanya kepada Live Science. Gereja mula-mula dimulai dari awal pelayanan Yesus, pada 27 M hingga 325 M, dibagi berdasarkan geografi. Gaya ibadah dan interpretasi ajaran Yesus bervariasi berdasarkan budaya dan adat istiadat daerah, menurut Bruce Gordon, seorang profesor sejarah gerejawi di Yale Divinity School. Tetapi ada juga pemutusan atau perpecahan besar atas teologi Kristen selama ini. Salah satu perpecahan awal yang paling menonjol, kontroversi Arian di awal abad keempat, membagi gereja tentang hubungan Yesus dengan Tuhan. Arius, seorang pendeta dari Aleksandria, Mesir, menyatakan bahwa karena Yesus "diperanakkan", atau dibawa oleh Tuhan. Dia adalah keilahian yang lebih rendah daripada Tuhan. Tetapi Athanasius, seorang teolog Aleksandria, menyatakan bahwa Yesus adalah inkarnasi Tuhan. "Ini menyebabkan pergolakan besar di Kekaisaran Romawi," kata Christopher West, seorang mahasiswa doktoral Kristen kuno dan studi abad pertengahan di Universitas Yale. "Itu memecah umat Kristen di Kekaisaran Romawi menjadi dua." Konsili Nicea - sekelompok teolog dan cendekiawan yang dikumpulkan Kaisar Konstantin I pada tahun 325 M - akhirnya berpihak pada Arius. Tetapi terlepas dari pandangan resmi gereja, orang Kristen terus terbagi tentang masalah ini selama lebih dari satu abad. Kemudian, pada 1054, Kristen Ortodoks Timur memisahkan diri dari Katolik Roma Barat dalam apa yang dikenal sebagai Skisma Besar. Kedua kelompok tidak setuju tentang pengambilan sakramen - simbol agama yang diyakini mengirimkan rahmat ilahi kepada orang beriman. Lebih jauh, orang Kristen Ortodoks Timur tidak setuju dengan kepercayaan Romawi bahwa para imam harus tetap selibat dan bahwa paus Roma memiliki otoritas atas kepala gereja Timur, menurut Encyclopedia Britannica. Bahkan ada perpecahan sementara, yang dikenal sebagai Skisma Barat, di dalam Gereja Katolik sendiri pada tahun 1378, ketika dua pria, dan akhirnya yang ketiga, mengaku sebagai pewaris kepausan yang sejati. Perpecahan itu berlangsung hampir 40 tahun, dan pada saat itu diselesaikan pada tahun 1417, para paus yang bersaing telah secara signifikan merusak reputasi kantor kepausan. Terlepas dari segelintir perpecahan ini, Gereja Katolik berhasil menekan cabang Kristen potensial lainnya "sebagian dengan penganiayaan berkelanjutan [termasuk] ekspedisi militer yang sebenarnya terhadap beberapa yang dilabeli bidat. Tetapi kemudian juga pada sistem penyelidikan baru tentang kepercayaan orang-orang, yang disebut inkuisisi. "Dengan dukungan dari penguasa sekuler, bidat mungkin akan dibakar atau dipaksa untuk menyangkal keyakinan mereka," kata MacCulloch kepada Live Science melalui email. Tetapi setelah Reformasi Protestan pada tahun 1517, jumlah denominasi benar-benar mulai berlipat ganda. Reformasi - dipicu oleh sejumlah peristiwa, terutama 95 Tesis Martin Luther - menekankan iman pribadi. Gerakan ini adalah reaksi terhadap fakta bahwa penafsiran Alkitab, rahmat diberikan cinta dan belas kasihan secara spontan dari Tuhan, pengampunan dosa dan masuk ke surga semuanya dimediasi melalui para pendeta dalam Katolik. Luther dan para pengikutnya mengklaim bahwa Alkitab, bukan hierarki gereja, adalah otoritas tertinggi atas semua orang, termasuk para imam dan paus. Dan bahwa beberapa praktik gerejawi, seperti pemberian indulgensi membayar uang gereja untuk diampuni dari dosa adalah korup. Awalnya, hanya ada beberapa kelompok Protestan besar, tetapi akhirnya, Reformasi mengantarkan lebih banyak cabang Kristen. Pada abad ke-17, kata kontemporer "denominasi" mulai digunakan untuk menggambarkan cabang agama, Michelle Sanchez, seorang profesor teologi di Harvard Divinity School, mengatakan kepada Live Science melalui email. Protestan telah menggunakan kitab suci untuk mengkritik Gereja Katolik Roma, mengklaim bahwa setiap orang percaya dapat membaca kitab suci dan memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan. Tapi kemudian, "masalah yang jelas muncul penafsiran kitab suci siapa yang benar?" Kata Sanchez dalam sebuah wawancara. Ketika orang percaya memperdebatkan kitab suci dan sakramen, gereja-gereja dibentuk dan dipisahkan berdasarkan banyak sekali interpretasi alkitabiah, cara beribadah dan struktur organisasi. Dari perdebatan ini, denominasi seperti Presbiterian, Mennonit, Baptis dan Quaker berakar. Denominasi Protestan lainnya dibentuk dari permainan untuk mendapatkan kekuasaan, seperti ketika Henry VIII memulai Gereja Inggris pada tahun 1534. "Dia ingin menegakkan otonomi politik Inggris, dan salah satu cara untuk melakukannya adalah otonomi agama dari Roma," West memberi tahu Live Science. Dia juga terkenal menginginkan perceraian yang ditolak gereja. Meskipun perpecahan dapat dilihat sebagai perpecahan atau bahkan menyebabkan konflik kekerasan antara denominasi saingan, perpecahan ini memiliki sisi positif. "Ada semacam mekanisme anti-korupsi dalam fragmentasi," karena perpecahan ini dapat menawarkan hak pilihan kepada orang-orang di posisi sosial yang lebih rendah, kata Sanchez. Misalnya, setelah Reformasi menantang otoritas kepausan, warga kota dapat mulai mempertanyakan otoritas agama tentang praktik-praktik yang korup atau meragukan. Kemungkinan akan ada lebih banyak pemisahan dan pembentukan denominasi yang akan datang. Dalam menilai perbedaan di antara mereka, MacCulloch menawarkan nasihat dari Yesus sendiri "Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka" Matius 716. Artinya, Anda dapat belajar tentang mereka "dalam kaitannya dengan apa yang mereka lakukan, perilaku mereka," MacCulloch menjelaskan. "Itu ujian yang cukup bagus." 37552Filipi4:6. Merasa khawatir adalah hal yang manusiawi. Akan tetapi, kamu tidak bisa selamanya hidup dengan penuh kekhawatiran. Maka dari itu, seperti kata-kata bijak rohani Kristen penyejuk hati yang diambil dari Alkitab ini, serahkanlah kekhawatiranmu pada Allah lewat doa supaya kamu merasa lebih tenang. 22.
Christian Education as part of the spiritual sciences in empirical science, are called to be able to test the certainty, truth, vision and understanding that develops in the middle of the community context that has been usurped by modern science that developed out of the Word of God. Christians as the perpetrators of Christian education in itself to know that God is the source of truth, has expressed his truth in the Word and Person. In effect, scientific Christian education starts from the belief that true knowledge is not knowledgethat separate themselves from the self-knowing. Therefore, the formulation of Christianeducation philosphical explained various aspects of life, not separated from the framework ofbiblical thought. Source of Christian epistemology, namely the Bible, providing very much information in the Old Testament and New Testament relating to the methodology used by God in the educational process. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free KEILMUAN PENDIDIKAN KRISTENMETODE DAN KEILMIAHANNYAJunihot SimanjuntakAbstrakChristian Education as part of the spiritual sciences in empirical science, are calledto be able to test the certainty, truth, vision and understanding that develops in the middleof the community context that has been usurped by modern science that developedout of the Word of God. Christians as the perpetrators of Christian education in itself toknow that God is the source of truth, has expressed his truth in the Word and Person. Ineffect, scientific Christian education starts from the belief that true knowledge is notknowledgethat separate themselves from the self-knowing. Therefore, the formulation ofChristianeducation philosphical explained various aspects of life, not separated from theframework ofbiblical thought. Source of Christian epistemology, namely the Bible,providing very much information in the Old Testament and New Testament relating to themethodology used by God in the educational Kristen sebagai bagian dari ilmu-ilmu rohani dalam ilmu empirik,terpanggil untuk dapat menguji kepastian, kebenaran, pandangan dan pemahamanyang berkembang di tengah-tengah konteks masyarakat yang telah dirasuki oleh ilmupengetahuan modern yang berkembang lepas dari Firman Allah. Orang Kristen sebagaipelaku pendidikan Kristen itu sendiri tahu bahwa Allah adalah sumber kebenaran, telahmenyatakan kebenaran-Nya itu dalam Sabda dan Pribadi. Pada hakekatnya, keilmuanpendidikan Kristen bertitik tolak dari keyakinan, bahwa pengetahuan yang sejati bukanlahpengetahuan yang memisahkan diri dari diri yang mengetahui. Karena itu, rumusanfalsafahi pendidikan Kristen memaparkan berbagai segi kehidupan, tidak lepas darikerangka pemikiran Alkitab. Sumber epistemologi Kristen, yaitu Alkitab, menyediakansangat banyak informasi dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang berhubungandengan metodologi yang digunakan oleh Tuhan dalam proses pendidikan.]Kata kunci keilmuan, pendidikan Kristen, metode dan ilmiahPengantarSecara umum, ilmu filsafatdibedakan menjadi lima cabang besar,yaitu 1 metafisika atau ilmu tentang yangada sebagai ada berbicara mengenairealitas sebagaimana adanya; 2epistemology atau filsafat ilmupengetahuan; 3 etika atau filsafat moralbaik buruknya perilaku manusia; 4 logikabagaimana berpikir secara tepat; dan 5estetika atau filsafat seni tentangkeindahan.Filsafat ilmu sebagai cabang keduadari ilmu filsafat adalah penyelidikantentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dancara-cara untuk memperolehnya. Ataudalam artian, filsafat ilmu adalahmerupakan suatu penyelidikan lanjutanterhadap kegiatan-kegiatan ilmiah ataucara memperoleh pengetahuan ilmiahtehadap obyek-obyek serta masalah-masalah dari masing-masing ilmu. Yangdimaksudkan dengan kata “ilmiah” yangterdapat dalam ungkapan “pengetahuanserta cara kerja ilmiah” secara umummenunjuk pada tiga pengenalan, yaitupengetahuan yang mempunyai dasarpembenaran, bersifat sistematik danbersifat ilmiah yang merupakanJurnalKharisEdisiIV,Juli2009-Desember2009 1 pengetahuan yang mempunyai dasarpembenaran, pengaturan cara kerja ilmiah-nya diarahkan untuk memperoleh derajatkepastian yang sebesar proses, ilmu pengetahuanmemisahkan dua hal, yaitu evidensi dankepastian. Semua ilmu empirik mengejarkepastian. Dunia ilmu-ilmu empirik biasanyadibagi dalam dua belahan. Belahan yangsatu meliputi ilmu-ilmu alam, belahan yanglain meliputi apa yang dinamakan ilmu-ilmu manusia, ilmu-ilmu budaya, ilmu-ilmurohani dan ilmu-ilmu perilaku atau ilmu-ilmumasyarakat. Beerling, 1986 101.Pendidikan Kristen sebagai bagiandari ilmu-ilmu rohani dalam ilmu empirik,terpanggil untuk dapat menguji kepastian,kebenaran, pandangan dan pemahamanyang berkembang di tengah-tengah konteksmasyarakat yang telah dirasuki oleh ilmupengetahuan modern yang berkembanglepas dari Firman Allah. Orang Kristensebagai pelaku pendidikan Kristen itusendiri tahu bahwa Allah adalah sumberkebenaran, telah menyatakan kebenaran-Nya itu dalam Sabda dan Pribadi. Karenaitu, rumusan falsafahi pendidikan Kristenmemaparkan berbagai segi kehidupan,tidak lepas dari kerangka pemikiranAlkitab. Dr. Theodore Platinga dalamChristian Philosophy within Biblical Boundsmengemukakan “Christian philosophy ofthe highest and the best sort will not neglectwhat God has given us in His revelation”Platinga, 199160. Ditambahkan pulaoleh Beliau bahwa Alkitab berbicarabanyak tentang manusia, yakni manusiayang hadir dan bergulat di tengah alamsemesta ini. Hal yang sama juga menjadipokok perbincangan filsafat, yakni tentangasal, makna dan tujuan manusia Platinga,199154-60.Dengan mencermati pokok tersebutdi atas, maka pemikiran tentang pendidikanKristen yang didasarkan pada persfektifAlkitab harus dapat dibuktikan sebagai ilmu,jika ia ingin diterima sebagai bagian dariilmu pengetahuan. Untuk itu maka makalahini akan membahas “Keilmuan PendidikanKristen berdasarkan tinjauan terhadapmetode dan keilmiahannya”.Pertanyaan yang menjadi pengarahpenelitian adalah sebagai berikut apakahpengertian pendidikan secara umum?Apakah pengertian pendidikan secaraKristen? Bagaimana gambara metodekeilmuan pendidikan Kristen? Danbagaimana juga gambaran keilmuanpendidikan Kristen?Pengertian PendidikanBerdasarkan pengertian istilah,pendidikan dapat dikatakan berasaldari dua kata Latin educatus denganistilah jabarannya educare dan pertama memberi arti “merawat,memperlengkapi dengan gizi, agarsehat dan kuat”. Yang kedua berarti“membimbing keluar dari ….” Berdasarkanpengertian ini, pendidikan dapat dikatakansebagai upaya sadar, dan bersengajauntuk memperlengkapi seseorang, atausekelompok orang, guna membimbingnyakeluar dari satu tahapan keadaan hidupke suatu tahapan hidup lainnya yang lebihbaik. Sidjabat, 199615.John Dewey merumuskanpendidikan sebagai proses membentukpendekatan cerdas danemosional terhadap dunia alam dansesama manusia. Boehlke, 2005621.Pendidikan juga didefenisikansebagai keseluruhan pengalaman belajarsetiap orang sepanjang hidupnya. Dalampengertian yang maha luas, pendidikanberlangsung tidak dalam batasan usiatertentu, tetapi berlangsung sepanjanghidup lifelong sejak lahir bahkan sejakawal hidup dalam kandungan hingga mati.Mudyahardjo, 200146.Montessori berpandangan, bahwapendidikan memperkenalkan cara dan jalankepada peserta didik untuk membina dirinyasendiri. Mardiatmadja, 198649. Langeveld menyatakan, bahwapendidikan adalah pemberian bimbingandan bantuan rohani bagi yang masihmemerlukan. Dr. J. Riberu mengatakan,bahwa pendidikan adalah bantuan supayaorang dapat membantu dirinya dalamsegala bidang hidup. Riberu, 1970121.2 JurnalKharisEdisiIV,Juli2009-Desember2009 O. Soewargana mengatakan,bahwa pendidikan mau mempersiapkanagar generasi mendatang matangdan siap, dibekali ilmu pengetahuanserta keterampilan dan kemampuanjiwani maupun jasmani, untukmelakukan tugas dan tanggung jawab’.Soewargana,196915.Boleh pula disebutkan bahwapendidikan adalah proses terorganisasikan,yang membuat sadar akan segala realitas,agar dia dapat sampai kepada Tuhansebagai tujuan akhirnya. Gucken danSheridan, 19819.Dan akhirnya, George R. Knightmelengkapi, bahwa pengetahuan adalahproses lain daripada pendidikan sekolahyang tidak terbatas pada konteks adalah proses kekal yangdapat terjadi setiap waktu dan di setiaptempat. Knight, 20069.Dalam pengertian komprehensifsemacam di atas, maka pendidikanmerupakan usaha yang dilakukan olehorangtua dalam keluarga, guru dalamsekolah, setiap warga dalam masyarakatdan pemerintah dalam negara. Mengingatkedudukan keluarga sebagai kelompokhidup dasar yang paling primer, makaorangtua adalah pendidik yang pertama Pendidikan KristenDari sudut sejarah, pembahasantentang pendidikan dimulai dari teoripendidikan yang diprakarsai oleh HoraceBushnell menjelang akhir abad yangkedua, yakni sejak pendirian SekolahMinggu. Pendirian sekolah minggu initelah menjadi awal pendidikan Kristenterhadap pelayanan jemaat dan bidangteologi yang berkembang secara gemilang,dan mendorong munculnya penemuandan pemikiran yang mendahului lahirnyazaman modern, secara khusus penemuandan pemikiran yang dilahirkan padaantara tahun 1880 dan 1980. Boehlke,2005511,523. Dalam bab dua Boehlkemenjabarkan secara detail perihal berbagaiperkembangan yang dicapai dunia padaabad ke-15 dan ke-16, setelah Bushnell mendirikan sekolah fakta tinjauansejarah yang dipaparkan Boehlke dalamSejarah Perkembangan Pikiran danPraktek Pendidikan Agama Kristen jilidII dapat disimpulkan bahwa pendidikanKristen itu sendiri jauh lebih tua usianyadari pendidikan umum. Bahkan dapatdiklaim, bahwa pendidikan Kristen-lahyang melahirkan pendidikan umum yangsedang terjadi pada abad modern ini. Olehsebab itu, pendidikan Kristen tidak dapatdipersempit pada asumsi dan pengidentikandengan agama Kristen Belaka. PendidikanKristen sangat luas karena berlangsung dikeluarga, sekolah PAK, dan gereja PWG.Isu-isu penting dalam pendidikanKristen meliputi 1 Pokok-pokok filosofipendidikan Kristen tentang bagaimanakita mendefenisikan pendidikan Kristenitu?; 2 Tujuan pendidikan Kristen untukapa?; 3 Murid/peserta didik siapamereka?; 4 guru/pendidik Kristensiapa mereka?; 5 Kurikulum apayang diajarkan?; 6 Metode pendidikanbagaimana mewujudkannya?; 7 Fungsisosial sekolah/konteks pendidikan danpembelajaran apakah sekolah hanyatempat belajar kognitif, psikomotoris?; dan8 Evaluasi pendidikan bagaimana kitatahu kita mencapai tujuan?.Prof. Robert W. Pazminomendefenisikan pendidikan Kristen sebagai“usaha bersengaja dan sistimatis, ditopangoleh upaya rohani dan manusiawi untukmentransmisikan pengetahuan, nilai-nilai,sikap-sikap, keterampilan-keterampilandan tingkah laku yang mengupayakanperubahan, pembaharuan dan reformasipribadi-pribadi, kelompok bahkan strukturoleh kuasa Roh Kudus, sehingga pesertadidik hidup sesuai dengan kehendak Allahsebagaimana dinyatakan oleh Alkitab,terutama dalam Yesus Kristus”. Pendidikan Kristen Suatu TinjauanTeologis – Filosofis28JurnalKharisEdisiIV,Juli2009-Desember2009 3 Metode dalam Keilmuan PendidikanKristenSumber epistemologi Kristen,Alkitab, menyediakan sangat banyakinformasi dalam Perjanjian Lama danPerjanjian Baru yang berhubungan denganmetodologi yang digunakan oleh Tuhandalam proses keilmuan pendidikanyang digunakan Allah dalam PerjanjianLama adalah metode instruksional. Dikutipdari Knight, 1980216.Perjanjian Lama mengungkapkanbahwa Israel kuno secara total terbenamdalam lingkungan pendidikan yangdibangun untuk membantu di spiritual,intelektual, sosial, dan pengembangan fisikbangsa Israel. Lingkungan pendidikandisusun untuk menyediakan pengalamanbelajar yang kekal dari kelahiran sampaikematian yang diselenggarkan pada hari-hari libur, tahun yobel, saat peribadatan,dan dalam peringatan hari lingkungan bidang pendidikanyang ada di Israel dilaksanakan dandikembangkan berdasarkan instruksilangsung dari metode pendidikandalam Perjanjian baru dikembangkanberdasarkan metode Tuhan Kristen belajar banyak melaluisatu induksi dan analisis belajar darimetode Tuhan Yesus yang diceritakandalam kitab kita teliti dengan baik, dalamInjil Matius digambarkan bagaimana Yesusmenggunakan berbagai metode. Beberapametode yang didemonstrasikan oleh Yesusadalah ceramah dan khotbah fasal 5dan 13, bertanya, menjawab pertanyaan,mengemukakan perumpamaan/kiasan, mengemukakan perbandingan,mendemonstrasikan, memberikan tugas,kebersamaan, mengemukakan pujian,menggunakan Kitab dalam Injil Yohanes,metode yang digunakan Yesus untukmenyampaikan kebenaran tentang diri-Nya,tentang Allah, dan tentang aspek-aspek lainadalah menjawab pertanyaan, termasukpertanyaan Nikodemus, wanita Samaria,juga orang-orang yang berdebat dengan-Nya; mengajukan pertanyaan, melakukantanda, memberikan wejangan khusus bagimurid-murid-Nya dalam fasal 14-15 dan 16;bersama-sama dengan para murid; denganperbuatan. Dia membasuh kaki murid-murid-Nya fasal 13.Keilmiahan dalam Keilmuan PendidikanKristenKeilmiahan dalam keilmuanpendidikan Kristen dikaji dari sudutepistemologi dan aksilogi iman Epistemologi Gerika epistemeberarti penyelidikan tentang sumber, sifat,metode dan keterbatasan pengetahuanmanusia. Epistemologi sering jugadiartikan sebagai “teori pengetahuan”yang berhubungan dengan validitas ataupembenaran atau pun epistemologi yang kita milikisudah tentu turut mempengaruhi konsepdan strategi pendidikan Kristen. Itulahsebabnya dalam menguji keilmiahan dalamkeilmuan pendidikan Kristen, epistemologipendidikan Kristen harus diperbincangkandari sudut pandang iman Kristen,sebagaimana akan diperbincangkan berikutiniPertama, dimensi pertanyaan yang sering munculdalam kaitan dengan dimensi pengetahuanini, antara lain Apakah realitas dapatdiketahui secara sesungguhnya? Jika ya,bagaimana caranya? Adakah yang disebutkebenaran absolut mutlak? Tidakkahkebenaran itu relative? Bagaimanakahrelasi manusia dengan pengetahuan?Apakah manusia berperan sebagaipenerima, pastisipan, penguasa, ataupenghasil pengetahuan? Apakah adapengetahuan yang benar-benar objektif?Adakah pengetahuan yang bergantungkepada pengalaman manusia?Yang terutama harus kita tegaskanialah bahwa dalam iman Kristen, manusiamemiliki dimensi intelek, kreativitas, yangmendorongnya mencari pengetahuan,hikmat dan kebenaran. Ia dapat memahami4 JurnalKharisEdisiIV,Juli2009-Desember2009 realitas serta meluaskan wawasannyabahkan untuk mengerti realitas demikian, sebagai makhlukyang terbatas, tentu pengetahuan yangdiperolehnya menjadi terbatas karena dilemanya yang adapadanya sebagai makhluk Allah yang telahjatuh ke dalam dosa, manusia dapatberbuat kekeliruan dalam menyimak danmengungkapkan Kristen berupayamembimbing orang untuk memilkipemahaman bahwa Allah sendirilah sumberkebenaran. Dalam batas tertentu, manusiamemang bisa menjadikan dirinya sebagaisumber pengetahuan. Akan tetapi terlepasdengan hubungan dengan Allah, kebenaranyang dipahaminya cenderung bersifat semusaja. Karena itu, ia memerlukan kebenaranAllah. Kebenaran yang dinyatakan Allahbagi manusia tidak saja sifatnya abstrak,teoritis, tetapi juga mewujud dalam PribadiYesus Kristus. Sebagaimana dituliskandalam Injil Yohanes, Yesus berkata, “Akulahjalan dan kebenaran dan hidup …” Karena itu keilmuan pendidikanKristen bertitik tolak dari keyakinan,bahwa pengetahuan yang sejati bukanlahpengetahuan yang memisahkan diri dari diriyang sumber pengetahuan. Dalampemahaman Kristen, Allah adalah sumberkebenaran dan pengetahuan. Manusiadiberi-Nya mandate untuk mencari danmengembangkan pengetahuan, denganpotensi dan kemampuan yang mencari dan mengemukakanpengetahuan, manusia melakukan ataumengalami proses belajar. Peristiwabelajarnya melibatkan keseluruhan dimensikepribadiannya. Dalam perbuatan belajar,intelek, emosi, kehendak, dan bagian-bagian dari panca indera, semuanya turutterlibat. Karena itulah, keseluruhan aspekdari diri kita ikut aktif menjadi instrumenuntuk mengetahui, dan memperolehkebenaran Allah. Maka, pendidikan Kristenterpanggil untuk member penyuluhanmengenai terjadinya proses belajar dalamdiri dan kehidupan manusia. Selain itu,pendidikan Kristen member dorongan agarmanusia belajar dari berbagai sumberkebenaran, dan menguji kebenaran itu dariprinsip-prinsip Alkitab. Dan juga, pendidikanKristen berupaya membantu peserta didikmemahami, mengerti Alkitab secara memilki fungsi luas, mencakupsebagai pengajaran, agar orang mengenalkebenaran; sebagai pendidikan sehinggaorang hidup dalam kebenaran; sebagaituntunan, bimbingan dan yang mampumemperbaiki kelakuan 2 Tim. 316-17.Ketiga, pengujian kebenaran. Didalam dunia epistemologi, orang dapatmenguji kebenaran berdasarkan tigakriteria atau prinsip utama. Pertama, prinsipkorespondensi, dimana apa yang kitaketahui itu setia faithful terhadap realitasobyektif. Tidak bertentangan. Tidak bertolakbelakang. Kedua, prinsip koherensi dankonsistensi. Artinya, jika satu ide, gagasanyang kita miliki dikaji ulang dengan kristeriapenilaian sebelumnya, serta ditelusuridari berbagai segi, ternyata hasilnya tetapbersesuaian, maka hal itu mengandungkebenaran. Ketiga, prinsip pragmatis, yakniberdasarkan nilai manfaat dari pengetahuanatau kebenaran itu sendiri dalam dengan hal tersebut,pendidikan Kristen bertugas untukmendorong individu dan kelompokuntuk memiliki pola pikir kritis. Merekaharus bersedia secara jujur mengujipengetahuan yang dimilikinya. Tidak bolehkita memiliki iman yang buta, atau yangemosional belaka. Dengan mengarahkanorang bersedia menguji keyakinan yangdianutnya, pendidikan Kristen berupayauntuk membawa orang ke luar daribelenggu perasaan dan intuisi. Namundalam hal ini bukan berarti aspek perasaandan intuisi kurang penting atau kurangbernilai dalam kehidupan adalah bahwa aspek intelekindividu dan kelompok perlu mendapatpenjelasan, disiplin, latihan danpemampuan di dalam program pendidikanKristen. Seperti yang ditegaskanJurnalKharisEdisiIV,Juli2009-Desember2009 5 oleh Yesus, manusia di panggil Allah untukmengasihi Dia dengan segenap hati, jiwa,akal budi dan kekuatan Mrk. 1229-30.Aksiologi adalah cabang dari filosofiyang mencari jawaban pertanyaan “Apakahnilai itu?” Aksiologis dibangun pada konsepkenyataan dan kebenaran. Aksiologi,seperti halnya metafisika dan epistemologi,berdiri pada fondasi proses utama dari pendidikan adalahpengembangan pilihan. Kelas adalah teaterAksiologi guru, dimana guru tidak dapatmenyembunyikan moral mereka bidang aksiologi pendidikan, gurusecara terus-menerus menginstruksikanmelalui tindakan mereka kepada kelompokanak muda yang sangat mudah dipengaruhiyang menerima dan meneladani strukturnilai guru mereka pada tingkat yang dari George R. Knight. Philosophyand Education. Berrien Springs, MichiganAndrews University dapat diartikansebagai sesuatu yang berharga,berkualitas, bermakna dan bertujuan dalamkehidupan manusia, individu dan orang menimbang nilai dengankadar “baik” atau “buruk”. Makna nilai dalampendidikan Kristen sendiri adalah untukmenawarkan nilai hidup baru yangbersumber dan berakar dari Firman memberikan nilai hidup ini dalam imanKristen adalah Yesus Kristus. Iamemberikan dan mengajarkan nilai hidupbagi setiap orang yang terbuka kepada-Nya. Selanjutnya, ia mendesak danmemungkinkan agar nilai-nilai hidup itumenembusi segi-segi kehidupan orangpercaya. Dalam kerangka itulah, makapendidikan Kristen terpanggil untukmembimbing orang memahami nilai-nilaibudayanya dengan baik, serta menilainyadari segi terang Firman Tuhan, danselanjutnya mengambil tindakan-tindakankonkret. Dikutip dari senantiasa memandang alamini dari satu pihak, dari satu jurusan. Tidakada jalan lain bagi ilmu untuk mengetahuialam dan Penciptanya. Sebab itu, kalau kitahendak mengetahui alam dan Penciptanyadengan jalan ilmu, dari awal kita sudahmembawa ukuran, membawa peralatankerja dengan mengambil peninjauan yangtertentu. Dari sekian masalah kita hanyadapat mengambil beberapa saja, yangkita anggap penting bagi pengetahuankita, lalu kita selidiki bagaimana duduknyadan hubungan sebab akibatnya. Ukuranitu disebut metode. Tiap-tiap ilmu adalahpengetahuan yang teratur tentangpekerjaan hukum kausal dalam satugolongan masalah yang sama tabiatnya,maupun menurut kedudukannya tampakdari luar, maupun menurut bangunannyadari dalam. Ilmu apa juga, ia harusmemenuhi syarat ini, barulah boleh disebutilmu! Mohammad Hatta, dalam PengantarKe Djalan Ilmu dan ilmu pengetahuan berguna bagiumat manusia, maka ilmu pengetahuanharus menjadikan Alkitab sebagai bahanpenelitian ilmiah, karena hanya Alkitabsebagai satu-satunya sumber ini telah dibuktikan oleh seorangfilsuf bernama Herman Dooyewerd yangmembahas empat belas motif agamawiyang pernah dipakai di dunia Barat selamamillennia terakhir filsafat Yunani kuno,Skolastisisme, Humanisme, dan FirmanAllah. Hasil analisis tersebut menyimpulkanbahwa hanya pilihan terakhir baca FirmanAllah yang bebas dari bahaya dualisme,karena Firman Allah berpegang padaasas, yaitu 1 semuanya harus dimengertiberdasarkan proses-proses yang sedangberlangsung, dan 2 segala sesuatuberakhir dengan kematian. PetimbanganDooyewerd ini penting, karena tidakmungkin kita sampai kepada pengertianyang benar berdasarkan dua asas yangmasing-masing berdiri sendiri. Hal ini sesuaidengan yang dikemukakan Yesus tentangkemustahilan berpegang pada dua asasdalam Injil Matius 6 iman Kristen, manusiamemiliki dimensi intelek, kreativitas, yangmendorongnya mencari pengetahuan,hikmat dan kebenaran. Pendidikan Kristen6 JurnalKharisEdisiIV,Juli2009-Desember2009 berupaya membimbing orang untuk memilkipemahaman bahwa Allah sendirilah sumberkebenaran. Kebenaran yang dinyatakanAllah bagi manusia tidak saja sifatnyaabstrak, teoritis, tetapi juga mewujuddalam Pribadi Yesus Kristus. Sebagaimanadituliskan dalam Injil Yohanes, Yesusberkata, “Akulah jalan dan kebenaran danhidup …” Yoh. 146. Karena itu keilmuanpendidikan Kristen bertitik tolak darikeyakinan, bahwa pengetahuan yang sejatibukanlah pengetahuan yang memisahkandiri dari diri yang RUJUKANBeerling, Kwee, Mooij Van Peursen,Pengantar Filsafat Tiara Wacana, Robert R. SejarahPerkembangan Pikiran danPraktek Pendidikan Agama Kristenjilid II., 2005. Jakarta BPK R. Knight, Isu-isu dan Alternatifdalam Filosofi Pendidikan. BogorPenerbit Yayasan, 2006. Kasih and Education. BerrienSprings, Michigan Andrews Mohammad, Pengantar Ke DjalanIlmu dan Pengetahuan. Jakarta Djakarta, Arthur G. Segala Kebenaranadalah Kebenaran Allah. JakartaPercetakan Timur Agung, Tantangan DuniaPendidikan. Yogyakarta PenerbitKanisius, Redja, Filsafat IlmuPendidikan Suatu Penerbit PT. RemajaRosdakarya, Sains, Iman dan Penerbit B. Samuel, Strategi Pendidikan Kristen Suatu Tinjauan Teologis– Filosofis. Yogyakarta PenerbitYayasan Andi 1996..Sudarminta, J. Epistemologi Penerbit Kanisius, Mas. 1998JurnalKharisEdisiIV,Juli2009-Desember2009 7 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.PendidikanAgama Kristen dan Budi Pekerti / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.--. Edisi Revisi. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017. vi, 122 hlm. : ilus. ; 25 cm. Untuk SMP Apa artinya menjadi murid Tuhan kita Yesus Kristus? Murid adalah seseorang yang telah dibaptiskan dan bersedia untuk mengambil ke atas dirinya nama Juruselamat dan mengikuti Dia. Seorang murid berusaha untuk menjadi sebagaimana Dia adanya dengan menaati perintah-perintah-Nya dalam kefanaan, sama seperti seorang yang magang berusaha untuk menjadi seperti majikannya. Banyak orang mendengar kata murid dan memikirkan artinya hanya “pengikut.” Namun kemuridan sejati adalah suatu keadaan. Ini menyarankan lebih dari sekadar menelaah dan menerapkan daftar sifat-sifat individu. Murid hidup sedemikian rupa sehingga karakteristik Kristus terjalin menjadi serat ke dalam diri mereka, yang membentuk permadani rohani. Dengarkan undangan Rasul Petrus untuk menjadi seorang murid Juruselamat “Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.”1 Dan sebagaimana Anda dapat melihat, menjalin permadani rohani akan kemuridan pribadi memerlukan lebih dari sekadar jalinan tunggal. Di zaman Juruselamat, ada banyak yang mengaku saleh dalam satu atau lain aspek dari kehidupan mereka. Mereka menjalankan apa yang saya sebut kepatuhan selektif. Sebagai contoh, mereka menaati perintah untuk tidak bekerja di hari Sabat tetapi mengkritik Juruselamat karena menyembuhkan di hari kudus Mereka memberi sedekah kepada yang miskin tetapi hanya menawarkan kelebihan mereka—apa yang tidak mereka perlukan bagi diri mereka Mereka berpuasa tetapi hanya dengan wajah yang Mereka berdoa tetapi hanya untuk dilihat Yesus berfirman, “Mereka mendekat kepada-Ku dengan bibir mereka, tetapi hati mereka jauh dari-Ku.”6 Pria dan wanita semacam itu mungkin berfokus pada menguasai sebuah sifat atau tindakan tertentu namun tidak menjadi sebagaimana Dia adanya dalam hati mereka. Mengenai ini, Yesus menyatakan “Banyak orang akan berseru kepada-Ku Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan mukjizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah daripada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan.”7 Sifat-sifat Juruselamat, sebagaimana yang kita rasakan, bukan suatu skrip untuk diikuti atau daftar untuk dipenuhi. Itu adalah jalinan karakteristik, ditambahkan satu pada yang lain, yang berkembang dalam diri kita dalam cara-cara interaktif. Dengan kata lain, kita tidak dapat memperoleh satu karakter seperti Kristus tanpa juga memperoleh dan memengaruhi yang lainnya. Sewaktu satu karakteristik menjadi kuat, demikian juga banyak yang lainnya. Dalam 2 Petrus dan dalam Ajaran dan Perjanjian bagian 4, kita belajar bahwa iman kepada Tuhan Yesus Kristus adalah dasar. Kita mengukur iman kita yang dengannya itu menuntun kita untuk melakukan—dengan kepatuhan kita. “Jika kamu akan memiliki iman kepada-Ku,” Tuhan berjanji, “kamu akan memiliki kuasa untuk melakukan apa pun yang adalah arif menurut-Ku.”8 Iman adalah katalisator. Tanpa perbuatan, tanpa kehidupan yang bajik, iman kita tidak memiliki kuasa untuk mengaktifkan kemuridan. Sungguh, iman adalah Dan juga, Paulus menjelaskan, “Tambahkan[lah] kepada imanmu kebajikan.” Kebajikan ini lebih dari sekadar kemurnian seksual. Itu kebersihan dan kekudusan dalam pikiran dan tubuh. Kebajikan adalah juga kuasa. Sewaktu kita dengan setia menjalankan Injil, kita memiliki kuasa untuk menjadi bajik dalam setiap pikiran, perasaan, dan tindakan. Pikiran kita menjadi lebih terbuka terhadap bisikan-bisikan Roh Kudus dan Terang Kita mempribadikan Kristus tidak hanya dalam apa yang kita katakan dan lakukan namun juga dalam siapa jati diri kita. Petrus melanjutkan, “Tambahkan dalam kebajikan [Anda] pengetahuan.” Sewaktu kita menjalani kehidupan yang bajik, kita jadi mengenal Bapa Surgawi dan Putra-Nya dalam cara yang istimewa. “Barangsiapa mau melakukan kehendak [Bapa]. Ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah.”11 Pengetahuan ini adalah kesaksian pribadi, yang terlahir dari pengalaman pribadi. Itu adalah pengetahuan yang membentuk kita, agar “terang [kita] mengikat pada terang-[Nya], dan kebajikan [kita] mengasihi kebajikan-[Nya].”12 Dengan kehidupan kita yang bajik, kita melakukan perjalanan dari “saya percaya’” menuju tujuan mulia “saya tahu.” Petrus menasihati kita untuk menambahkan “pengetahuan kepada penguasaan diri; dan pada penguasaan diri ketekunan.” Sebagai para murid yang berpenguasaan diri, kita menjalankan Injil dalam cara yang seimbang dan mantap. Kita tidak “lari lebih cepat daripada kekuatan [yang kita miliki].”13 Setiap hari kita bergerak maju, tidak terpengaruh oleh tantangan-tantangan kefanaan yang memurnikan. Menguasai diri dengan cara ini, kita mengembangkan ketekunan dan kepercayaan kepada Tuhan. Kita mampu bersandar pada rancangan-Nya bagi kehidupan kita, meskipun kita tidak dapat melihatnya dengan mata alami kita Oleh karena itu, kita dapat “diam dan [mengetahui] bahwa [Dia] adalah Allah.”15 Ketika kita dihadapkan pada badai kesengsaraan, kita bertanya, “Apakah yang Engkau kehendaki aku pelajari dari pengalaman ini?” Dengan rencana dan tujuan-tujuan-Nya dalam hati kita, kita bergerak maju tidak hanya dengan bertahan dari segala sesuatu namun juga bertahan dengan tekun dan Ketekunan [kesabaran] ini, Petrus mengajarkan, menuntun kita kepada kesalehan. Sebagaimana Bapa sabar terhadap kita, anak-anak-Nya, kita menjadi sabar terhadap satu dengan yang lain dan diri kita sendiri. Kita senang dengan hak pilihan orang lain dan kesempatan yang diberikannya kepada mereka untuk bertumbuh “baris demi baris,”17 “tumbuh makin cemerlang dan makin cemerlang sampai hari yang sempurna.”18 Dari penguasaan diri kepada ketekunan, dan ketekunan kepada kesalehan, sifat kita berubah. Kita memperoleh kebaikan persaudaraan yang merupakan tanda dari semua murid sejati. Seperti orang Samaria yang Murah Hati, kita melintasi jalan untuk melayani kepada siapa pun yang membutuhkan, bahkan jika mereka bukan dalam lingkaran teman-teman Kita memberkati mereka yang mengutuk kita. Kita melakukan kebaikan kepada mereka meski mereka menganiaya Adakah sifat yang lebih saleh atau seperti Kristus? Saya bersaksi bahwa upaya-upaya yang kita buat untuk menjadi murid Juruselamat kita benar-benar ditambahkan sampai kita “memiliki” Kasih ini adalah ciri khas seorang murid Kristus “Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai kasih karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.”22 Adalah iman, pengharapan, dan kasih yang membuat kita memenuhi syarat bagi pekerjaan “Demikianlah tinggal … ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan, dan kasih, dan yang paling besar di antaranya inilah kasih.”24 Brother dan sister, sekarang lebih dari sebelumnya, kita tidak bisa menjadi “murid paruh waktu”! Kita tidak bisa menjadi murid hanya pada satu poin ajaran atau yang lainnya. Konstelasi [kumpulan] karakteristik yang dihasilkan dari iman kepada Kristus—termasuk karakteristik-karakteristik yang telah kita bahas hari ini—semuanya penting untuk kita berdiri kukuh di zaman akhir ini. Sewaktu kita dengan sungguh-sungguh berupaya untuk menjadi murid sejati Yesus Kristus, karakteristik-karakteristik ini akan terjalin, ditambahkan, dan secara interaktif diperkuat dalam diri kita. Tidak akan ada ketidakseimbangan antara kebaikan yang kita perlihatkan kepada musuh-musuh kita dan kebaikan yang kita berikan kepada teman-teman kita. Kita akan menjadi sama jujurnya ketika tidak seorang pun melihat sebagaimana ketika orang lain menyaksikan. Kita akan menjadi sama berdedikasinya kepada Allah di depan umum sebagaimana ketika kita di kamar pribadi kita. Saya bersaksi bahwa semua orang dapat menjadi murid Juruselamat. Kemuridan tidak dibatasi oleh usia, jenis kelamin, asal usul etnis, atau pemanggilan. Melalui kemuridan individu kita, kita, sebagai Orang Suci Zaman Akhir, membangun kekuatan kolektif untuk memberkati brother dan sister kita di seluruh dunia. Sekarang adalah waktunya untuk bertekad diri untuk menjadi murid-Nya dengan segala ketekunan. Brother dan sister, kita semua dipanggil untuk menjadi murid Juruselamat. Biarlah konferensi ini menjadi kesempatan Anda untuk “[memulai] seperti pada zaman dahulu, dan datanglah kepada [Dia], dengan sepenuh hatimu.”25 Ini adalah Gereja-Nya. Saya memberikan kesaksian khusus saya bahwa Dia hidup. Semoga Dia memberkati kita dalam pencarian kekal kita untuk menjadi murid-murid yang berbakti dan gagah berani. Dalam nama Yesus Kristus, amin. GolonganKristen mempengaruhi pemerintah untuk membangun fasilitas kesehatan dari sumbangan yang mereka berikan. Umat Kristen didorong untuk membangun rumah sakit sebanyak-banyaknya. Ini demikian agar umat Kristen diutamakan untuk mendapatkan layanan kesehatan yang baik. Jika orang Kristen sudah mapan, banyak uang, fasilitas kesehatan pun bisa
Nama Helena KristinaKelas XI MIPA 2 Mata Pelajaran Agama KristenRelasi Bermakna Antara Keluarga dan SekolahkuKegiatan 1 Curah PendapatKemukakan menurut pendapat kamu, bagaimana seharusnya pendidikan yang baik bagi anak dan remaja di rumah dan sekolah? Apa saja yang harus dipenuhi oleh keluarga maupun sekolahmu dalam dunia pendidikan? Bagaimana tanggapan kamu tentang pendidikan pada masa sekarang ini?Jawaban Pendidikan anak dan remaja di sekolah tentu nya harus lebih di fasilitas kan denganfasilitas yang layak, mengapa demikian? Karena fasilitas tersebut akan membantu prosesbelajar anak dan remaja sehingga dapat memudahkan nya, kedua dalam proses mengajar jugaharus dengan metode yang berbeda. Anak dan remja juga perlu refresh, jangan dituntut untukselalu berpikir. Beri mereka metode yang mengasyikkan dan masukkan pembelajaran didalamnya agar anak dan remaja tidak bosan dan cepat tangkap, dan jangan sekali-kalimemberi anak dan remaja perbandingan dengan tujuan memotivasi jutsru menjatuhkansemangat anak. Sementara pendidikan anak dan remaja di rumah, kita harus mendisiplinkankan waktu kepada mereka. Beri anak dan remaja pengertian dengan pemahaman yang merekadapat cerna dengan baik, dan bantu anak dan remaja dalam perkembangan belajar mereka di mana letak kesulitan nya, ajak anak dan remaja belajar bersama-sama. Menurut saya pendidikan pada masa sekarang ini sudah memasuki pendidikan yangmodern,kita dapat mempelajari pendidikan dari bidang manapun dan melalui media dengan menggunakan media, memudahkan kita untuk mempelajari 2 Diskusi dalam Kelompok Kecil Buatlah kelompok kecil, 2-3 siswa dalam satu kelompok. Diskusikan pertanyaan panduan ini1. Menurutmu siapa yang banyak melakukan pendidikan Kristen bagimu? Mengapa? 2. Menurut kamu bagaimana supaya baik keluarga, gereja, dan sekolah dapat memaksimalkanpendidikan Kristen bagi kamu?
Sayatidak setuju kalau ada yang mengatakan semua agama itu benar karena jika ada orang muslim mengatakan semua agama itu benar maka sama saja dengan dia mengakui bahwa Tuhan Itu jumlahnya banyak.Yang jelas dia melanggar dan tidak mengakui surat al-iklash ayat pertama yang berbunyi " katakanlah dialah allah yang maha esa",Maka dari itu saya simpulkan bahwa Islamlah agama yang paling benar
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 97 Dalam menghadapi modernisasi keluarga harus bersikap seperti “bejana tanah liat” yang penuh dengan keterbukaan, bersedia, dan dapat dibentuk oleh Allah. Ayat Emas hari ini Efesus 219 1. Lengkapilah bagian yang kosong di bawah ini Demikianlah kamu bukan lagi _______ dan pendatang, melainkan ________ dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah 2. Secara bergantian dengan teman sebangkumu, hafalkanlah ayat tersebut 3. Pahami dan releksikanlah makna ayat tersebut bagi kamu Bernyanyi KJ 451Bila Yesus di tengah Keluarga Doa diucapkan secara bersama-sama Kami Mengucap syukur Tuhan, untuk penyertaan-Mu pada pembelajaran hari ini. Semoga pengetahuan yang kami terima mengenai dampak modernisasi dalam keluarga, dapat menjadi bekal dalam kehidupan selanjutnya. Roh Tuhan, sentuhlah kami, arahkan kami sesuai dengan kehendak-Mu. Dalam proses perubahan yang berlangsung, bimbinglah dan tuntunlah kami semua agar dapat melihat tangan dan penyertaan Tuhan. Amin. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 99 Relasi Bermakna Antara Keluarga, Gereja, dan Sekolahku Bacaan Alkitab Ulangan 67-9, Efesus 411-15 Bab X A. Pengantar Berdoa Diucapkan bersama Untuk keluarga yang Tuhan berikan, aku syukuri Tuhan. Meskipun keluarga tidak sempurna, syukur padamu selalu kupanjatkan. Untuk sekolah tempat belajar bersama Syukur pada-Mu mohon diterima Allahku dan Tuhanku, mohon selalu kusadari Keluarga dan sekolahku adalah karunia ilahi yang Tuhan beri. Amin. Bernyanyi Nyanyikan lagu yang kamu sukai sebagai ucapan syukur karena keluarga atau sekolah yang merupakan berkat Tuhan bagi kamu. Pada bahan Bab II telah membahas mengenai keluarga sebagai pusat pem- bentukan. Pelajaran kali ini akan membahas mengenai sekolah sebagai lembaga yang mendukung pembentukan dan pertumbuhan anak secara utuh. B. Uraian Materi Kegiatan 1 Curah Pendapat Kemukakan menurut pendapat kamu, bagaimana seharusnya pendidikan yang baik bagi anak dan remaja di rumah dan sekolah? Apa saja yang harus dipenuhi oleh keluarga maupun sekolahmu dalam dunia pendidikan? Bagaimana tanggapan kamu tentang pendidikan pada masa sekarang ini? 100 Kelas XI SMASMK 1. Anak dan Pendidikan Alkitab memberi kesaksian bahwa tugas orang tua untuk mendidik anak-anak sejak kecil sehingga tumbuh menjadi pribadi yang kuat baik secara intelektual maupun kepribadian, terlebih dalam nilai ketaatan terhadap Tuhan. Anak-anak juga membutuhkan sekolah untuk mengembangkan dan mengoptimalkan segala potensi yang ada dalam diri anak-anak, yang mendukung proses pembentukan dan pertumbuhan anak dalam segala aspek kehidupan. Tahukah kamu bahwa kamu masing-masing sebagai pribadi merupakan ciptaan Allah yang istimewa? Kamu merupakan anugerah sekaligus titipan dari Tuhan yang memiliki potensi yang luar biasa, sehingga kamu sebagai remaja memerlukan didikan untuk mengembangkan potensi dengan sungguh-sungguh untuk mencapai keutuhan. Potensi-potensi itu terdiri dari potensi kognitif intelektual, afektif moral, spiritual, dan psikomotorik keterampilan. 2. Tri Pusat Pendidikan Kegiatan 2 Diskusi dalam Kelompok Kecil Buatlah kelompok kecil, 2-3 siswa dalam satu kelompok. Diskusikan pertanyaan panduan ini 1. Menurutmu siapa yang banyak melakukan pendidikan Kristen bagimu? Mengapa? 2. Menurut kamu bagaimana supaya baik keluarga, gereja, dan sekolah dapat memaksimalkan pendidikan Kristen bagi kamu? 3. Apa yang dapat kamu lakukan untuk menolong keluarga, gereja dan sekolah supaya lembaga itu dapat melakukan relasi yang bermakna dan saling mendukung? 4. Tahukan kamu bahwa seluruh pendidikan manusia dapat berlangsung dalam tri pusat pendidikan? Apa sajakah itu? a. Pendidikan dalam konteks keluarga Dalam konteks ini kamu berinteraksi dengan orang tua dan anggota keluarga yang lain, sehingga memperoleh pendidikan informal terutama melalui proses sosialisasi dan edukasi berupa pembiasaan atau habit formations. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 101 b. Pendidikan dalam konteks gereja Di sini kamu berinteraksi dengan seluruh anggota gereja yang berbeda secara umur, tingkat sosial, maupun budaya. Kamu memperoleh pendidikan nonformal atau pendidikan di luar sekolah yang berupa berbagai pengalaman hidup. Agar gereja dapat melakukan eksistensinya, maka seharusnya generasi muda anak, remaja, dan pemuda perlu mendapat warisan atau penerusan baik nilai-nilai, sikap, pengetahuan, keterampilan, dan bentuk kelakuan lainnya sesuai dengan dasar-dasar kristiani. Oleh karena itu, kamu perlu terlibat dan menjadi aktiis gereja agar dapat mengembangkan kepribadian kamu dengan sehat secara kristiani. c. Pendidikan dalam konteks sekolah Dalam konteks sekolah, kamu memperoleh pendidikan for- mal. Artinya terprogram dan ter jabarkan dengan tetap yang berupa pengetahuan, nilai- nilai, keterampilan, maupun sikap terhadap mata pelajaran. Disini kamu dapat berinteraksi dengan ling kungan yang lebih luas ber sama teman sebayanya. Aspek-aspek penting yang memengaruhi perkembangan kamu di sekolah dapat berupa bahan-bahan pengajaran, teman dan sahabat peserta didik, guru, serta para pegawai. Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pembelajaran peserta didik di bawah pengawasan guru. Sekolah berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban anak bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sekolah juga bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, peserta didik di dalam kehidupannya harus tetap berakar dan berpusat pada pribadi Tuhan Yesus, yang digerakkan oleh Roh Kudus. Tuhan Yesus di dalam PAK dikenal sebagai Tuhan, Juru Selamat, dan Guru Agung yang tidak hanya memperkenalkan siapa Allah yang sesungguhnya, tetapi juga memberikan teladan kehidupan bagi para murid-murid-Nya, termasuk kita pada saat ini. Sumber Gambar Sekolahku adalah tempatku menimba ilmu, sekaligus belajar mengasihi Tuhan dan sesama 102 Kelas XI SMASMK 3. Relasi antara Sekolah dan Keluarga Sekolah merupakan pihak sekunder dalam pendidikan anak dan remaja, sebab pihak primer tetap berada di tangan orang tua, terutama ayah dan ibu yang telah dipilih dan ditetapkan oleh Tuhan. Pendidikan anak merupakan tantangan yang berat bagi orang tua, namun hal tersebut merupakan tugas mulia karena orang tua adalah pendidik utama dan pertama. Kehadiran sekolah membantu meringankan tantangan tersebut. Sekolah hadir sebagai mitra yang berkolaborasi dengan orang tua dalam mendidik generasi berikutnya sebagai penerus pelaksana misi Tuhan secara turun-temurun. Sebagai pihak penopang, sekolah perlu menjalin komunikasi dengan keluarga. Sebaliknya, keluarga dituntut untuk bersedia memberikan dukungan bagi kelangsungan dan pekerjaan Tuhan melalui sekolah. Keluarga dipanggil untuk memberi waktu lebih banyak berdiskusi, baik dengan guru di sekolah maupun dengan anak mereka yang mengikuti pendidikan. Sekolah dan orang tua juga perlu terbuka dan mengusahakan agar lebih mengenal satu sama lain, sehingga dapat memahami dalam segi apa dorongan atau motivasi dapat diberikan dalam perkembangan anak secara utuh. Pendidikan di sekolah tidak akan optimal jika tidak ada dukungan dari orang tua secara holistik dalam pertumbuhan anak-anak. Surat Paulus dalam Efesus 411-15 memberikan kesaksian tentang karunia yang diberikan Tuhan berbeda satu terhadap yang lain. Meskipun demikian, perbedaan karunia dalam jabatan ini memiliki tujuan mulia yaitu untuk melengkapi umat Allah dalam pelayanan dan pembangunan tubuh Kristus gereja, sampai semua umat Allah mencapai kedewasaan yang penuh dalam iman dan takut akan Allah. Kamu adalah umat Allah yang diperlengkapi oleh orang tua di rumah dan guru di sekolah agar kamu bertumbuh secara utuh dalam segala aspek kehidupan. Gereja sebagai persekutuan orang percaya, mendukung kamu dalam aspek spiritual. Sumber Dokumen Kemdikbud Gambar Diagram keluarga, gereja, dan sekolah
Maksudpemazmur, dosa-dosanya telah mengganggu dirinya sehingga ia tidak memiliki syalom, kedamaian, di dalam dirinya. Oleh karena itulah ia mengatakan, "tidak ada yang sehat pada dagingku", karena syalom memang mempengaruhi kesejahteraan bahkan juga kesehatan dan kedamaian dalam diri seseorang. 3. Keamanan. Lori Official Writer 3093 Matius 16 24-25 Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 45; Kisah Para Rasul 17; Keluaran 39-40 Apakah saat ini kamu sudah menjadi murid Kristus? Mari belajar bagaimana perjalanan menjadi seorang murid Kristus dari Lukas 14 28-32. “Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang. Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian.” Ayat di atas bicara tentang dua perumpamaan yang berbeda tapi dengan satu pesan yang sama. Coba perhatikan, perumpamaan pertama mengingatkan tentang pentingnya membuat anggaran biaya ketika hendak mendirikan sebuah bangunan atau menara. Karena dengan itu, dia bisa menyelesaikan bangunannya hingga akhir. Sehingga dia tak perlu menanggung ejekan maupun sindiran dari orang lain. Sementara yang kedua bicara tentang bagaimana seorang raja harus melakukan pertimbangan sebelum pergi berperang. Sehingga dia tidak dipukul kalah karena pasukannya tidak memiliki kapasitas yang mumpuni untuk melawan musuh. Kesimpulannya, dua perumpamaan ini sama-sama bicara tentang pentingnya perencanaan dan pertimbangan sebelum melakukan satu tindakan. Sehingga risiko yang ditanggung di kemudian hari bisa jauh lebih kecil. Hal yang sama berlaku juga buat kita ketika memutuskan untuk mengikut Kristus dan menjadi murid-Nya. Mungkin kamu akan bertanya, Kenapa mengikut Kristus harus membutuhkan pertimbangan yang sedemikian rupa?’ Walaupun Tuhan sediri menghendaki setiap orang percaya dan mengikut Dia. Tapi bukan berarti itu adalah perjalanan yang mudah. Tuhan tidak mau kita mengikut Dia karena kita hanya ingin mendapatkan apa yang kita mau. Yesus tidak menjanjikan kemudahan demikian. Dia mau kita mengikuti Dia karena kita sudah menimbang-nimbang dan memikirkannya hingga akhirnya kita mengambil keputusan yang bulat untuk mengikut Dia, apapun risiko yang mengikutinya. Yesus sendiri sudah membeberkan risiko yang harus ditanggung saat memilih menjadi murid-Nya. Di Matius 16 24-25, Yesus menegaskan bahwa, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” Dia menyampaikan hal ini dengan tegas karena Dia tidak mau jika nantinya kita akan kecewa. Sebagai manusia, kita bisa kecewa saat hidup kita justru dipenuhi dengan penderitaan, tantangan, cobaan, ejekan dan ketidakadilan. Kita bisa kecewa karena Tuhan yang kita anggap berkuasa nyatanya tidak mampu membuat hidup kita jauh lebih baik. Jangan salah paham. Tuhan bisa melakukan hal-hal besar, melakukan mujizat, membangkitkan orang mati, menyembuhkan penyakit, menyelesaikan masalah. Tapi Tuhan akan melakukannya atas hidup kita ketika kita benar-benar mau menyangkal diri dan memikul salib-Nya. Dalam artian, kita mau menyerahkan seluruh hidup kita untuk memenuhi kehendak-Nya saja sehingga kehendak pribadi kita tidak lagi penting. Inilah keputusan dan komitmen menjadi murid Kristus. Ketika Rasul Paulus mengalami perjumpaan dengan Tuhan, hidupnya berubah total. Dari sosok yang hanya berfokus kepada dirinya sendiri, akhirnya Paulus berubah menjadi sosok yang hanya menganggap Kristus lah satu-satunya yang terutama. Sekalipun risikonya dia harus kehilangan nama baik, jabatan dan prestasi besar, dia tetap memutuskan untuk mengikut Yesus. Bukan hanya itu, dia bersedia memikul salib Kristus kemanapun dia pergi. Apakah sebagai murid Kristus kamu sudah berada di level ini? Apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi Yesus sehingga untuk membuktikan kasih itu kamu rela menanggung risiko untuk mengikut Dia? Sudahkah kamu mengikut Yesus karena keputusan dan komitmen? Apakah kamu siap mengasihi Tuhan tanpa syarat?’ Pengorbanan Yesus di kayu salib, seharusnya menghancurkan hati kita dan membuat kita merasa tidak layak untuk dikasihi. Inilah alasan terbesar yang seharusnya membuat kita mau memutuskan dan berkomitmen untuk mengikut Yesus dengan setia. Taruh tanganmu di dada dan arahkan hatimu kepada Tuhan. Ambillah komitmen yang baru saat ini dihadapan-Nya, sampaikan bahwa kamu mau menjadi murid yang berkomitmen mengikut Dia. Apakah Anda sedang dalam pergumulan dan butuh dukungan doa? Klik link dibawah ini untuk terhubung dengan tim doa SAHABAT 24 kami Apakah Anda butuh teman curhat dan membutuhkan pertolongan Tuhan? Klik link dibawah ini untuk konseling dengan tim konselor SAHABAT 24 kamiTranslatePDF. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP-K Permata Bunda Cimanggis Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas/ Semester : VII/ 1 Tahun Pelajaran : 2012/2013 Alokasi Waktu : 2 X 40 menit NILAI / KARAKTER YANG DIKEMBANGKAN 1. Religius 2.