Halini terjadi, karena selain masyarakat Baratmemiliki etos kemauan yang tinggi juga didukung oleh dana dan kemauan politik yang kuat dari para pemimpinnya. Sementara .dari kalangan para peneliti Muslimtampak di samping etos keilmuannya rendah, juga belum didukung oleh keahlian di bidang penelitian yang memadai serta dana dan dukungan politik
Sejarah perlu dipelajari, dan ini bukan tanpa alasan. Selain bisa melacak kebenaran peristiwa yang terjadi di masa lalu, belajar sejarah juga menjadi penting karena bisa membantu kita untuk mengetahui asal-usul sesuatu. Seperti dari mana asalnya, apa yang mendasari proses berdirinya, kapan, dan sebagainya. Sebagai ilmu, sejarah tersendiri terbagi ke dalam beberapa bagian, baik sebagai ilmu itu sendiri, sebagai peristiwa, sebagai kisah, ataupun sebagai seni. Nah, jika dalam pembahasan sebelumnya kita telah berkenalan dengan sejarah sebagai kisah dan peristiwa, kali ini kita akan menelaah lebih jauh mengenai sejarah sebagai seni. Apa maksudnya? Sejarah sebagai seni pada dasarnya berkaitan dengan bagaimana sebuah peristiwa atau kisah itu ditulis. Artinya, seorang sejarawan dalam menulis harus memiliki Intuisi, Imajinasi, Emosi dan Gaya bahasa yang baik. Jadi bukan sembarang tulis tanpa ada dasar pemikiran didalamnya. Intuisi bisa diartikan sebagai kemampuan dalam mengetahui atau memahami sesuatu secara langsung mengenai sebuah topik yang diteliti; Emosi adalah luapan perasaan yang berkembang dan masuk ke dalam penulisan tersebut; Gaya bahasa merupakan cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan; sedangkan imajinasi adalah kemampuan untuk mengembangkan kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang. Intuisi diperlukan oleh sejarawan saat memilih topik hingga merangkai seluruh fakta menjadi sebuah kisah. Sedangkan imajinasi dibutuhkan dalam menyusun fakta-fakta sejarah yang berhasil ditemukan agar menjadi utuh dan bulat sehingga mudah dipahami. Baca juga Memahami Sejarah Sebagai Kisah dan Peristiwa Perlu diketahui, bahwa konstruksi atau gambaran sejarawan tentang sebuah peristiwa tidak bisa sama persis dengan peristiwa yang sebenarnya, karenanya sejarawan membutuhkan imajinasi untuk merangkai fakta-fakta sejarah yang sudah tersedia. Hal ini tentu saja tidak mudah. Karena artinya seorang sejarawan harus memiliki jiwa seni yang tinggi. Namun di saat yang bersamaan tidak bisa sembarangan. Katakan saja agar tulisan yang ia buat menjadi menarik untuk dibaca. Seni dibutuhkan dalam penulisan karya sejarah – selain dari dokumen atau data-data, dengan tujuan tidak membuat sejarah itu terdengar kaku atau membosankan. Singkat kata, sejarah sebagai seni erat kaitannya dengan kemampuan seorang sejarawan dalam menuliskan kembali sebuah peristiwa menjadi bacaan yang tidak hanya mudah dipahami tetapi juga menarik untuk dibaca. Please follow and like us Kelas Pintar adalah salah satu partner Kemendikbud yang menyediakan sistem pendukung edukasi di era digital yang menggunakan teknologi terkini untuk membantu murid dan guru dalam menciptakan praktik belajar mengajar terbaik. Related TopicsKelas 10SejarahSejarah dan SeniSejarah IPSSejarah Sebagai SeniSejarawan You May Also Like
Pembahasan Sejarah Juga Termasuk Seni Hal Ini Karena Dalam Penulisan Sejarah Selain sejarah sebagai ilmu, sejarah juga dianggap memiliki unsur seni di dalamnya. Menurut M. Dien Madjid dalam Ilmu Sejarah: Sebuah Pengantar (2014), salah satu alasan sejarah sebagai seni karena sejarah memiliki proses pengumpulan data dan pencarian informasi - Selain sejarah sebagai ilmu, sejarah juga dianggap memiliki unsur seni di dalamnya. Sehingga banyak tokoh yang menganggap sejarah sebagai seni. Menurut M. Dien Madjid dalam Ilmu Sejarah Sebuah Pengantar 2014, salah satu alasan sejarah sebagai seni karena sejarah memiliki proses pengumpulan data dan pencarian informasi sejarah yang danggap sebagai adanya seni di itu terdapat beberapa faktor lain yang memperkuat alasan sejarah sebagai seni, yaitu Sejarah memerlukan intuisi Dalam buku Pengantar Ilmu Sejarah 1995 karya Kuntowijoyo, dikatakan sejarah dianggap sebagai seni karena sejarah dianggap memiliki intuisi di juga Sejarah Sebagai Ilmu Artinya sejarawan atau penulis sejarah memerlukan intuisi yang berbentuk pemahaman langsung dan memakai insting selama proses penelitian sejarah. Yang perlu dicatat bahwa bentuk dari intuisi sejarah berupa data-data yang diingat ketika bekerja keras dengan data-data yang tersedia. Sejarah memerlukan imajinasi Sejarah sebagai seni karena dianggap memiliki imajinasi. Diartikan bahwa dalam proses penelitian sejarah harus ada gambaran atau bayangan tentang bagaimana terjadinya peristiwa sejarah itu berlangsung. Kitaberharap mudah mudahan jawaban dari persoalan Sejarah Juga Termasuk Seni Hal Ini Karena Dalam Penulisan Sejarah diatas bisa meringakan adik-adik menyelesaikan tugas dengan benar. Artikel Menarik Lainya. Mengapa Kepala Sekolah Pada Cerita Diatas Menjadi Pemimpin Idola. 20 Juni 2022.
Ilustrasi sejarah juga disebut sebagai seni, sumber foto Tanner Mardis on UnsplashKetika mendengar kata sejarah mungkin banyak orang memaknainya sebagai peristiwa yang sudah lampau atau masa lalu. Misalnya sejarah kemerdekaan Indonesia, sejarah penjajahan Belanda di Indonesia dan masih banyak lagi sejarah yang lainnya. Tapi tahukah kalian bahwa sejarah juga disebut sebagai seni, lalu kenapa sejarah disebut sebagai seni? Berikut adalah Mengapa Sejarah Disebut Sebagai SeniIlustrasi sejarah juga disebut sebagai seni, sumber foto The New York Public Library on UnsplashIlmu sejarah memiliki ruang lingkup yang luas salah satunya adalah sejarah sebagai seni. Sejarah disebut juga sebagai seni karena dalam menyusunnya membutuhkan intuisi, emosi, imajinasi, dan gaya bahasa. Sementara itu dikutip dari buku Sejarah untuk SMA/MA Kelas X karya J. Sumardianta dkk, Grasindo dijelaskan bahwa menurut Dithley, seorang filsuf sejarah yang terkenal, mempelajari sejarah berbeda dengan mempelajari ilmu alam. Walaupun sejarah memiliki metode ilmiah, namun yang dipelajari bukan hanya yang nampak di permukaan belaka, tetapi lebih kepada hal lain yang menyertainya, seperti rasa, motivasi, dan tujuan seseorang melakukan tindakan sesuatu. Tidak cukup mengetahui bahwa hasil perkalian angka dua dengan angka empat adalah delapan, namun mengapa hasilnya delapan dan tidak tujuh atau sebuah seni, maka sejarah lebih mempelajari proses dinamika yang terjadi dalam kehidupan manusia. Imajinasi sejarah memudahkan proses pembelajaran sejarah bila disertai dengan pemahaman tentang metode penelitian sejarah. Hal ini diperlukan agar tidak terjebak dalam pemahaman imajinatif belaka. Dalam hal ini, sejarah dapat dikatakan sebagai seni karena tidak melulu berdasarkan pada fakta mentah, namun disertai dengan interpretasi dari itu ada beberapa faktor lain yang membuat sejarah dikatakan sebagai sebuah seni, alasannya adalah sebagai berikutPertama dalam sejarah memerlukan intuisi di dalamnya, sejarawan atau penulis sejarah memerlukan intuisi yang berbentuk pemahaman langsung dan memakai insting selama proses penelitian. Adapun bentuk intuisi sejarah ini berupa data yang diingat ketika bekerja keras dengan informasi yang sejarah sebagai seni karena memerlukan imajinasi, dimana dalam sebuah penelitian sejarah seorang peneliti harus memiliki gambaran terkait dari berbagai kemungkinan kejadian suatu peristiwa yang sedang sejarah sebagai seni karena dalam proses penelitiannya melibatkan emosi, emosi dilibatkan karena imajinasi dan intuisi saja belum cukup untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada masa lampau. Atau dengan kata lain emosi akan lebih mendekatkan antara peneliti dengan objek yang sedang adalah penjelasan mengenai alasan mengapa sejarah disebut sebagai seni. WWN
Halini juga membawa kepada titik balik awal dalam perkembangan literatur Indonesia. Perbedaan ini dipertimbangkan untuk setiap peristiwa atau masalah yang berkaitan dengan kehidupan sastra. Oleh karena itu, dari sudut pandang penulis sebuah peristiwa dianggap penting dan harus dimasukkan ke dalam sejarah Indonesia. Namun, penulis lain ada pula Penelitian sejarah merupakan salah satu metode penelitian untuk memahami apa yang terjadi di masa lalu secara detail dan juga punya bukti yang kuat. Setiap negara tentunya memiliki sejarah di masa lalu. Indonesia misalnya, punya sejarah berdirinya banyak kerajaan besar yang tersebar di seluruh wilayah nusantara. Kemudian ada sejarah dimana masuk pemerintahan kolonial ke tanah air yang membuat sejumlah kerajaan di Indonesia pada akhirnya tutup usia. Pernahkah bertanya-tanya bagaimana masyarakat era sekarang bisa mengetahui urutan peristiwa sejarah di Indonesia? Semua catatan sejarah ini semakin mudah diakses di berbagai buku modul pelajaran, paket, buku sejarah, artikel di internet, dan lain-lain. Apa yang termuat di dalamnya merupakan hasil sebuah penelitian sejarah. Sehingga penelitian sejarah ini penting agar suatu bangsa bisa mengetahui sejarah bangsa dan negaranya sendiri kemudian memetik hikmah darinya. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud penelitian sejarah? Daftar Isi 1Apa Itu Penelitian SejarahMetode Dalam Penelitian SejarahA. Heuristik Pengumpulan Sumber B. Verifikasi Kritik Sejarah C. Interpretasi D. Historiografi Penulisan Sumber Primer dan Sekunder Penelitian SejarahA. Sumber Primer B. Sumber Sekunder Tahapan dan Langkah Penelitian Sejarah1. Menentukan Topik 2. Mengumpulkan Sumber Sejarah 3. Melakukan Verifikasi Sumber Sejarah 4. Melakukan Interpretasi 5. Penulisan Sejarah Contoh Topik Penelitian Sejarah Apa Itu Penelitian Sejarah Secara umum, penelitian sejarah adalah riset yang berupaya untuk mempelajari, memahami, dan menafsirkan peristiwa masa lalu, dengan tujuan untuk mencapai wawasan atau kesimpulan tentang orang atau kejadian masa lalu. Penelitian dalam sejarah bisa mencakup banyak tema, kejadian, atau pokok lainnya. Jadi, bisa meneliti tentang sejarah kerajaan di Indonesia, sejarah penjajahan di tanah air, sejarah seorang tokoh dengan karya-karyanya, dan lain sebagainya. Penelitian yang dilakukan dalam meneliti sejarah kemudian tidak hanya berisi kegiatan untuk menceritakan kembali suatu peristiwa di masa lalu. Peneliti harus memiliki sumber-sumber yang kuat yang menjelaskan suatu peristiwa dengan konkrit. Sehingga laporan penelitian yang disusun isinya bisa dipertanggung jawabkan, yakni ada bukti yang menjelaskan rentetan peristiwa di masa lalu. Baik itu bukti wawancara dengan mereka yang terlibat langsung dalam kejadian, dokumen sejarah, foto, hasil rekaman, dan lain sebagainya. Peneliti kemudian harus jeli menarik kesimpulan dari seluruh isi sumber sejarah yang berhasil ditemukan. Analisis dilakukan agar proses menceritakan kembali peristiwa bersejarah memang sesuai dengan kondisi ketika peristiwa ini terjadi di masa lalu. Dalam meneliti sejarah, penekanan dilakukan dalam menafsirkan dokumen, buku harian, dan sejenisnya yang menjadi sumber sejarah valid. Mengenai sumber sejarah, peneliti akan menggunakan dua jenis yaitu sumber primer dan sekunder. Sumber primer lebih disukai kalangan peneliti karena lebih kredibel, yakni lebih bisa dipercaya dibanding sumber sekunder. Hanya saja, sumber primer cenderung lebih susah untuk dicari apalagi jika mengangkat topik penelitian yang sudah terjadi ratusan tahun silam. Bisa jadi, di masa-masa tersebut catatan sejarah belum umum sehingga tidak ada bukti. Ada kemungkinan juga catatan sejarah ini dimusnahkan karena satu dan lain hal. Ada banyak faktor yang membuat sumber sejarah primer susah untuk didapatkan. Jika membahas mengenai penelitian sejarah maka akan membahas juga mengenai metode penelitian tersebut. Sama seperti penelitian pada umumnya, meneliti sejarah membutuhkan sejumlah metode untuk mengumpulkan data dan bukti sejarah terbaik. Metode penelitian sejarah sendiri adalah metode penelitian dan penulisan sejarah dengan menggunakan cara, prosedur atau teknik yang sistematis sesuai dengan asas-asas dan aturan ilmu sejarah. Dalam meneliti sejarah, metode yang digunakan ada empat. Yaitu A. Heuristik Pengumpulan Sumber Metode yang pertama dalam meneliti sejarh adalah heuristik yakni proses mencari dan mengumpulkan sumber sejarah. Sumber sejarah ini bisa dalam banyak bentuk yang bisa dianalisis untuk merangkum peristiwa di masa lalu detailnya seperti apa. Secara umum, sumber yang digunakan dan bisa diterima dalam meneliti sebuah sejarah ada tiga macam. Yaitu Sumber lisan, merupakan sumber secara lisan berupa hasil wawancara dengan mereka yang mengalami peristiwa sejarah secara langsung. Misalnya peneliti ingin meneliti sejarah kerusuhan di tahun 1998. Maka bisa mewawancara sejumlah mahasiswa yang ikut di dalam kerusuhan tersebut. Sumber tulisan, merupakan sumber sejarah dalam bentuk tulisan baik itu berbentuk buku, buku harian, surat kabar, laporan, dan lain sebagainya. Sumber tulisan atau sumber tertulis mencakup semua catatan terkait suatu peristiwa sejarah yang sedang diteliti. Sumber benda, merupakan sumber sejarah berbentuk benda yang berisi bukti suatu peristiwa dalam sejarah yang diteliti. Benda bersejarah ini memiliki fisik dan kemudian menjadi bukti terjadinya peristiwa sejarah sekaligus mampu menceritakan peristiwa sejarah tersebut. Contohnya adalah candi, perkakas rumah tangga, perhiasan, dan lain sebagainya. Pelajari lebih dalam tentang apa itu penelitian heuristik di artikel pengertian dan tahapan heursitik. B. Verifikasi Kritik Sejarah Metode kedua dalam penelitian sejarah adalah verifikasi sumber yang juga disebut sebagai kritik sejarah. Pada metode ini, peneliti akan mulai menyaring semua sumber sejarah yang berhasil didapatkan dan dikumpulkan. Tujuannya adalah mendapatkan sumber sejarah paling valid, agar penelitian yang dilakukan mendapatkan hasil berkualitas. Verifikasi sumber memiliki dua jenis, yaitu 1. Verifikasi Internal Jenis yang pertama adalah verifikasi internal yakni proses menentukan kualitas atau keaslian sumber sejarah dengan melihat isi sumber tersebut. Dilihat dari sifat sumber sejarah apakah resmi atau tidak, latar belakang penulis sumber sejarah, dan membandingkan isi sumber dengan sumber lainnya. 2. Verifikasi Eksternal Jenis verifikasi yang kedua adalah verifikasi eksternal, yaitu proses menguji keaslian sumber sejarah dengan fokus melihat pada bahan-bahan yang digunakan untuk menyusun sumber sejarah tersebut. Baca juga Ruang Lingkup dan Sumber Sejarah Proses verifikasi ini dilakukan dengan tiga tahapan dimulai dari autentitas kesesuaian sumber, orisinalitas keaslian, dan integritas keutuhan sumber. Jika sumber sejarah sudah lolos tiga tahapan ini maka menunjukan sumber tersebut layak dijadikan sumber penelitian sejarah. C. Interpretasi Metode ketiga adalah interpretasi yakni proses untuk menganalisis dan menafsirkan sumber sejarah yang sudah terverifikasi. Sumber sejarah ini perlu dipahami dan dibaca dengan seksama agar punya gambaran jelas mengenai suatu peristiwa bersejarah. Dalam proses ini, peneliti perlu memiliki pemikiran yang objektif dan rasional. Sehingga dalam menafsirkan sumber sejarah tidak ada kemungkinan peneliti mengembangkan cerita hasil imajinasi. Semua didasarkan pada isi dari sumber sejarah yang didapatkan. D. Historiografi Penulisan Metode berikutnya adalah historiografi atau proses penulisan sejarah dengan mengandalkan semua informasi dan data yang didapatkan dari sumber-sumber sejarah yang ditemukan dan terverifikasi. Pada tahap akhir ini, peneliti perlu menulis hasil penelitian sejarah dengan baik dan benar. Yakni dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini Memperhatikan bahasa dan format penulisan agar sesuai dengan aturan yang berlaku. Memiliki konsistensi penulisan, seperti penggunaan tanda baca dan penggunaan istilah. Bisa menggunakan istilah tertentu selama berada di kontek permasalahan yang sesuai. Sumber Primer dan Sekunder Penelitian Sejarah Dalam penelitian sejarah maka erat sekali dengan proses mencari dan mengumpulkan sumber sejarah. Mengenai sumber sejarah, dibedakan menjadi dua jenis. Yaitu sumber primer dan sekunder. Berikut detail penjelasannya A. Sumber Primer Sumber primer adalah sumber sejarah yang asli atau sumber sejarah yang didapatkan langsung dari pihak yang mengalami peristiwa sejarah. Bentuk sumber primer ini bisa dalam bentuk dokumen tertulis dan hasil wawancara. Hasil wawancara bisa dalam bentuk rekaman suara maupun rekaman video, dimana pelaku sejarah menjadi narasumber dalam wawancara tersebut. Sehingga apa yang disampaikan selama wawancara adalah sesuai dengan kejadian asli saat peristiwa terjadi. Sumber primer juga bisa dalam bentuk catatan sejarah dan benda. Jika benda, maka bisa dalam bentuk sebuah keris yang dibuat langsung oleh seorang Empu di masa kerajaan Indonesia. Bisa juga dalam bentuk koin atau mata uang kuno yang pernah berlaku di suatu masa. Koin atau mata uang ini kemudian menjadi sumber sejarah primer karena benar-benar ada dan berlaku di masa lampau. Sumber primer sebagaimana yang dijelaskan di awal menjadi sumber prioritas para peneliti karena lebih valid. Mendapatkannya menuntut peneliti untuk melakukan upaya atau usaha lebih keras, karena memang tidak mudah untuk didapatkan. B. Sumber Sekunder Sumber sekunder adalah sumber sejarah masa lalu yang berbentuk tulisan, biasanya ditulis setelah suatu peristiwa terjadi atau selesai peristiwa terjadi. Sehingga sumber sekunder ini umum sekali ditemukan dalam bentuk tulisan. Adapun contohnya seperti ulasan sebuah buku, ulasan artikel ilmiah yang ditulis dengan menganalisis sumber sejarah lain, ulasan literatur, dan juga biografi. Tidak tertutup kemungkinan di era digital seperti sekarang sumber sekunder ini dalam bentuk video. Misalnya dengan menonton film dokumenter mengenai suatu tokoh maupun mengenai suatu peristiwa sejarah. Dokumenter ini biasanya mengundang sejumlah narasumber yang kredibel, sehingga bisa dijadikan sumber sekunder penelitian sejarah. Tahapan dan Langkah Penelitian Sejarah Dalam melakukan penelitian terhadap sejarah maka ada beberapa tahapan yang akan dilakukan oleh peneliti. Tahapan tersebut antara lain 1. Menentukan Topik Tahapan yang pertama adalah menentukan topik sejarah untuk diteliti. Peneliti dianjurkan untuk mengusung topik baru yang melibatkan peristiwa bersejarah dan sifatnya penting sekaligus belum terpecahkan. Pemilihan topik sebaiknya mencari yang memang menarik dan sumber sejarahnya mudah untuk didapatkan. Meneliti sejarah tanpa dukungan sumber membuat penelitian terbengkalai. Maka cek dulu sumber-sumbernya saat ada ide topik terlintas di pikiran. 2. Mengumpulkan Sumber Sejarah Tahap selanjutnya setelah topik penelitian ditentukan adalah mulai mengumpulkan sumber sejarah. Baik dalam bentuk lisan, tulisan, maupun benda. Sekaligus baik berupa sumber primer maupun sekunder, semakin banyak sumber sejarah ditemukan maka semakin baik. 3. Melakukan Verifikasi Sumber Sejarah Semua sumber sejarah yang didapatkan kemudian perlu diverifikasi, yakni ditentukan keasliannya seperti apa. Sehingga bisa mendapatkan sumber sejarah yang memang valid dan bisa dipercaya. Sumber sejarah ini yang akan menentukan kualitas penelitian yang dilakukan, maka perlu melakukan proses verifikasi. 4. Melakukan Interpretasi Tahap berikutnya adalah interpretasi terhadap semua sumber sejarah yang sudah selesai diverifikasi. Pada tahap ini peneliti akan menafsirkan semua informasi dari sumber sejarah yang didapatkan. Prosesnya membutuhkan pemikiran objektif dan logis. 5. Penulisan Sejarah Tahap akhir dalam penelitian sejarah adalah melakukan penulisan sejarah berdasarkan hasil interpretasi sumber sejarah. Penulisannya kemudian mengikuti kaidah atau aturan yang berlaku. Mulai dari struktur penulisan sampai bahasa yang digunakan. Contoh Topik Penelitian Sejarah Ada banyak topik sejarah bisa diangkat sebagai topik penelitian sejarah. Bisa dimulai dari topik-topik dalam negeri. Misalnya topik tentang perkembangan Islam di Indonesia. Islam pertama kali masuk ke Indonesia di abad ke-13 sampai abad ke-18 dibawa oleh para pedagang dan pemuka agama dari negara lain. Pada masa tersebut, kerajaan besar di Indonesia masih banyak. Berada di kawasan Sumatra, Jawa, Sulawesi, dan Maluku. Perkenalan agama Islam perlahan dilakukan dengan memanfaatkan budaya Hindu dan Budha. Misalnya lewat pertunjukan wayang sampai pernikahan politik dengan menikahi para putri raja. Semoga penjelasan lengkap tentang metode penelitian sejarah dan tahapannya secara singkat diatas dapat membantu memahami hal dasarnya. Lebih lanjut, bisa dengan membaca jurnal-jurnal terbaru sesuai perkembangan yang ada ya. Rekomendasi 5 Buku Sejarah Cara Membuat Hipotesis Penelitian Data Kualitatif dan Data Kuantitatif FAQ Penelitian Sejarah Apa tahapan penelitian sejarah?Tahapan penelitian ini terdiri atas 5 tahap, yaitu menentukan topik, mengumpulkan sumber sejarah, verifikasi sumber sejarah, interpretasi dan penulisan sejarah. Apa tujuan penelitian sejarah?Tujuan umum penelitian ini, yaitu untuk mendorong kesadaran akan peristiwa masa lalu memiliki beberapa tujuan, seperti belajar dari keberhasilan dan kegagalan masa lalu, membuat prediksi, menguji hipotesis tentang hubungan atau tren, serta tujuan lain yang relevan. Contoh topik penelitian sejarahBeberapa contoh yang bisa diangkat, seperti pecahnya kongsi politik SBY-JK, gagalnya Amin Rais dalam Pilpres dan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Sejarahsebagai seni pada dasarnya berkaitan dengan bagaimana sebuah peristiwa atau kisah itu ditulis. Artinya, seorang sejarawan dalam menulis harus memiliki Intuisi, Imajinasi, Emosi dan Gaya bahasa yang baik. Jadi bukan sembarang tulis tanpa ada dasar pemikiran didalamnya.
Sebuahbahasa,termasuk bahasa arab,pada awalnya bermula dari bahasa lisan (lughah al-Nutq) yang digunakan para pemakai bahasa untuk berkomunikasi dengan sesamanya,sebelum pada tahap selanjutnya,bahasa itu dikodifikasi atau dibukukan dalam bentuk bahasa tulis (lughah kitabah).Asumsi ini diperkuat dengan bukti realistis yang menunjukkan betapa banyak bahasa yang telah pernah berkembang lalu
Ruanglingkup sejarah sosial sangat luas karena hampir melingkupi segala aspek hidup manusia. Contoh jenis sejarah ini adalah karya Trevelyan, English Social History yang memuat banyak aspek dalam masyarakat Inggris, seperti soal pakaian, makanan, rumah tangga (Kartodirdjo, 1992). Contoh lainnya adalah disertasi Prof. Sartono Kartodirdjo

Historiografiatau penulisan sejarah dapat dihasilkan melalui penelitian sejarah. Sama halnya dengan penelitian ilmiah lain, penelitian sejarah juga memiliki tahapan metode penelitian. Kuntowijoyo dalam Pengantar Ilmu Sejarah (2010) menjelaskan bahwa penelitian sejarah mempunyai 5 tahapan, yaitu pemilihan topik, heuristik (pengumpulan sumber

BahanUl.Um Sejarah: 1. Hand out "Pengertian sejarah menurut para ahli" 2. Hand out "HAKEKAT DAN RUANG LINGKUP SEJARAH" 3. Bab II (pra sejarah -masa sejarah) 4. Penelitian sejarah tulisan dan penelitian sejarah lisan 5. Pembahasan latihan soal Bahan Ul.Um. Pendidikan Kewarganegaraan: 1. Bab I:Kisi-kisi yang diberikan waktu UH ke-I 2. Bab II
Dilansirdari Encyclopedia Britannica, sejarah juga merupakan seni. hal ini karena dalam penulisan sejarah melibatkan imajiasi, emosi dan gaya bertutur bahasa yang khas. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Sejarah memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan manusia karena? beserta jawaban
Sebagiankarena publikasi di mana penelitian ini muncul, The Journal of Psychohistory, kita berpikir tujuan bisa saja dinyatakan sebagai, misalnya, "untuk meningkatkan pemahaman kita tentang cara-cara di mana kondisi sosial dan karakteristik pribadi berinteraksi dalam memproduksi kualitas dihargai seperti ". aktualisasi diri '" adalah The
sni6.
  • 04g8vlists.pages.dev/424
  • 04g8vlists.pages.dev/388
  • 04g8vlists.pages.dev/558
  • 04g8vlists.pages.dev/658
  • 04g8vlists.pages.dev/98
  • 04g8vlists.pages.dev/376
  • 04g8vlists.pages.dev/345
  • 04g8vlists.pages.dev/365
  • sejarah juga termasuk seni hal ini karena penelitian sejarah